Karawang – Ketika banyak pemimpin desa memilih diam menghadapi dominasi industri, H. Junaedi, S.H., Kepala Desa Wadas, justru melangkah ke garda terdepan. Rabu (23/7/2025), ia memimpin langsung inspeksi mendadak (sidak) ke pabrik PT FCC Indonesia di kawasan industri KIIC Karawang. Langkah ini bukan sekadar simbolik, melainkan aksi nyata menuntut hak warga desa yang selama ini terpinggirkan dari akses kerja di kampung halamannya sendiri.
Sidak ini dilakukan menyusul banyaknya keluhan dari warga, terutama para pemuda Desa Wadas yang hingga kini masih belum mendapatkan kesempatan kerja—padahal pabrik megah berdiri hanya selemparan batu dari rumah mereka.
Dibantu oleh unsur Karang Taruna, aparatur desa, dan tokoh masyarakat, H. Junaedi membawa suara rakyat secara langsung ke hadapan manajemen PT FCC Indonesia. Dalam pertemuan dengan General Manager perusahaan, Junaedi menyampaikan peringatan keras.
> “Kami tidak datang untuk basa-basi. Kami datang untuk menagih hak warga kami. Jangan jadikan kami tamu di tanah kami sendiri. Ini waktunya industri berdiri berdampingan, bukan berdiri di atas penderitaan masyarakat lokal,” tegas Junaedi, S.H., dengan lantang.
Tidak Sendiri: Dukungan dari Tokoh Masyarakat Terkemuka
Namun perjuangan Junaedi bukan perjuangan seorang diri. Di balik langkah tegasnya, ada figur masyarakat yang selalu setia mengawal dan mendukung setiap langkah demi kemajuan desa, yakni H. Ranzes Iman Sudirman. Sosok ini dikenal luas sebagai tokoh masyarakat Desa Wadas yang disegani lintas generasi.
Dalam sidak ke PT FCC Indonesia pun, H. Ranzes hadir secara langsung, bukan sebagai penonton, melainkan sebagai penguat moral, penjaga akal sehat, dan pengingat bahwa kepemimpinan desa harus terus menyatu dengan kepentingan rakyat.
> “Saya berdiri di samping H. Junaedi karena ini bukan soal jabatan, tapi soal keberpihakan. Kalau bukan kita yang menjaga hak warga Desa Wadas, siapa lagi?” ucap H. Ranzes usai sidak.
Sinergi antara kepala desa dan tokoh masyarakat ini menjadi kekuatan moral dan politik yang tak bisa diabaikan. Mereka berdua menjadi poros perlawanan terhadap ketimpangan sistemik yang selama ini membuat masyarakat desa hanya menjadi penonton di tengah kemegahan kawasan industri.
Membuka Mata Kabupaten Karawang
Aksi ini diharapkan bukan hanya menggugah PT FCC Indonesia, tetapi juga menyentil perusahaan-perusahaan lain di Kabupaten Karawang. Apalah arti investasi miliaran jika tak membawa manfaat langsung bagi masyarakat sekitar? Dan apalah artinya kawasan industri, jika desa-desa di sekitarnya masih dihantui angka pengangguran?
H. Junaedi dan H. Ranzes membuktikan bahwa kepemimpinan yang kuat adalah yang hadir di tengah rakyat, bukan di balik meja. Mereka menyuarakan bahwa Karawang butuh pemimpin yang berpihak, bukan yang diam. Bahwa desa-desa butuh keberanian, bukan sekadar program seremonial.
—
Catatan Redaksi:
Jika satu desa saja bisa bersuara lantang seperti Desa Wadas, bayangkan dampaknya jika seluruh desa di Karawang bersatu memperjuangkan hak yang sama. Sidak ini adalah sinyal kuat: warga desa bukan objek pembangunan, tapi subjek yang wajib dihormati, dilibatkan, dan diberdayakan.
