Kota Bogor, SwaraJabar.id
Safari Konsolidasi dan Silaturahmi yang kesekian kalinya dilakukan oleh pengurus baru DPW PPSI Jawa Barat, dipimpin langsung oleh Dadang Hermansyah, S.E., Ak., M.M., CA., CLA., selaku Ketua Umum DPW PPSI Jawa Barat periode 2025–2030 dan Sekretaris Umum Deden Dinar Mukti, juga para pengurus lainnya yang diadakan di Resto Lesung Mas Kota Bogor, Minggu (2/11).
Acara Konsolidasi dan Silaturahmi yang dihadiri oleh jajaran pengurus DPW PPSI Jawa Barat, DPD Kota Bogor, DPD Kabupaten Bogor, para tokoh pencak silat, Ketua KORMI Jawa Barat, Ketua KORMI Kota Bogor dan perwakilan dari TNI AU, yang berlangsung sejak siang hingga sore hari dalam suasana santai penuh keakraban.

Sebagai informasi, Persatuan Pencak Silat Indonesia atau disingkat PPSI yang berdiri pada 17 Agustus 1957 ini muncul atas gagasan Panglima Kodam III/Siliwangi yaitu almarhum Kolonel R.A. Kosasih. Sejak saat itu PPSI tersebar hampir di seluruh wilayah Republik Indonesia melalui POMDAM. Para Ketuanya pun hampir selalu dari POMDAM. Baru pada pemilihan tahun 1994, DPP PPSI diketuai bukan oleh militer. Namun karena dilahirkan oleh Kodam III Siliwangi, hubungan dengan pihak militer tetap terjalin dengan baik.
Dalam sambutannya Ketua Umum DPW PPSI Jawa Barat, Dadang Hermansyah, S.E., Ak., M.M., CA., CLA., menyampaikan maksud tujuan acara konsolidasi dan silaturahmi ini adalah untuk memperkenalkan diri sebagai pengurus yang baru setelah diterbitkannya SK kepengurusan DPW PPSI Jawa Barat pada 18 September 2025.
“Kegiatan ini bertujuan untuk mengkonsolidasikan dan mendengarkan permasalahan yang ada di PPSI. Beberapa masukan telah diterima dari DPD Kota dan Kabupaten Bogor serta para sesepuh. Poin utama yang digarisbawahi adalah pentingnya loyalitas dalam organisasi dan penguatan kembali ideologi PPSI,” ujarnya.
Sebagai organisasi yang sudah lama, kata Dadang, PPSI harus benar-benar mengakar kuat di antara anggotanya. “Diharapkan PPSI dapat menjadi muatan lokal di bidang pendidikan, khususnya di sekolah-sekolah. Anak-anak (sekolah) harus mendapat tuntunan, bukan hanya tontonan. Program ini sejalan dengan DPW yang akan mendorong keseragaman di tiap kota, mencontoh Kota Bandung yang sudah memiliki Perda terkait hal ini,” jelasnya.

Dadang pun menambahkan permasalahan terkait anggota, akan dikembalikan kepada AD-ART. Oleh karena itu, Anggaran Dasar dan Anggaran Rumah Tangga (AD-ART) akan diubah dan disesuaikan untuk memenuhi kebutuhan organisasi yang bertransformasi ini. PPSI bertransformasi menjadi organisasi nasional yang luas, yang mencakup 22 provinsi dan mengorganisasi semua tradisi budaya Pencak Silat di Indonesia, sehingga AD-ART harus disesuaikan dengan kebutuhan transformasi ini.
“Organisasi memerlukan orang-orang yang loyal. Akan diciptakan ekosistem yang tidak hanya berfokus pada pelatihan Pencak Silat, tetapi juga pada aspek ekonomi. Loyalitas harus ditunjang oleh sisi ekonomi untuk membantu pengangguran,” jelasnya.

Loyalitas anggota akan ditunjang dengan adanya peluang ekonomi untuk meningkatkan kesejahteraan. Disiplin yang kuat dan keseragaman dalam menjalankan program dan arahan di seluruh DPD sangat ditekankan. Semangat ‘jiwa korsa’ dan kedisiplinan dalam melaksanakan perintah, seperti yang diajarkan oleh inisiator PPSI, harus diterapkan.
Menutup sambutannya, Ia menyampaikan arahan kepada seluruh pengurus DPD meliputi: pertama, memperkuat persatuan dan kesatuan serta menjaga toleransi dan menjauhkan unsur SARA sesuai semangat Bhinneka Tunggal Ika. Kedua, menjaga loyalitas sebagai nilai utama organisasi. Ketiga, mendorong anggota untuk ‘motekar’ (kreatif dan inovatif) demi kelangsungan organisasi, paguyuban, dan pencapaian prestasi.
Hal senada ditegaskan oleh Sekretaris Umum DPW PPSI Jawa Barat Deden Dinar Mukti yang menyikapi soal perlunya kekompakan dalam organisasi. Ia meminta adanya sinergi antara pengurus Kota dan Kabupaten Bogor, “Khusus untuk kabupaten agar segera menyelesaikan persoalan internal, agar PPSI berjalan sesuai harapan dan dapat memajukan Silat tradisi secara umum dan PPSI pada khususnya,” tegasnya singkat.
Dukungan penuh disampaikan oleh KORMI Jawa Barat dan Kota Bogor, hal ini dijelaskan oleh Ketua KORMI Kota Bogor Zaenul Mutaqin bahwa pihaknya telah 5 tahun bersinergi dengan PPSI Kota Bogor terlibat dalam kegiatan Pasanggiri yang tiap tahun semakin banyak pesertanya baik dari Bogor maupun dari daerah lainnya.

Hal ini ditegaskan kembali oleh Ketua DPD PPSI Kota Bogor Ugo Firman Hidayat SE., yang mengatakan selama ini KORMI Kota Bogor selalu mensupport kegiatan yang diadakan oleh PPSI Kota Bogor, seperti Pasanggiri yang berlangsung tiap tahunnya.
Beberapa perwakilan yang hadir turut menyampaikan pesan dan sarannya yang dapat dirangkum beberapa hal terkait kurangnya perhatian pemerintah daerah setempat atas kegiatan yang diadakan oleh PPSI, dan kepedulian terhadap cagar budaya. Serta belum adanya regulasi yang menjadikan Pencak Silat sebagai olahraga tradisional warisan budaya masuk dalam muatan lokal di sekolah-sekolah.(Red)
